Ummu Abu Hurairah RA, ibunda dari seorang perawi yang paling banyak
meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah RA. Bulan Muharram
menjadi awal masuknya cahaya Islam Abdurrahman bin Shakhr al-Azdi, atau
dikenal dengan nama kuniyah Abu Hurairah RA.
Ia datang kepada Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam pada tahun
7 Hijriyah. Sayangnya, langkah ini tak diikuti oleh ibu kandungnya,
Umaimah binti Shubaih bin al-Harits. Abu Hurairah RA sangat terkenal di
kalangan para ahli hadis. Ia meriwayatkan 5.374 hadis Nabi Muhammad SAW.
Tercatat lebih dari 800 orang perawi dari kalangan sahabat dan tabiin
telah meriwayatkan hadis darinya. Beberapa di antara mereka, yaitu Ibnu
Abbas, Ibnu Umar, dan Anas bin Malik. Tumbuh sebagai lelaki cerdas, Abu
Hurairah RA sejatinya seorang anak yatim. Ayahnya meninggal ketika ia
masih kecil.
Dalam asuhan ibunya, ia tumbuh menjadi pemuda dengan kecemerlangan
otak luar biasa. Ia disebut gudang pengetahuan umat Muslim. Ibunya,
Umaimah, sangat mencintai Abu Hurairah RA, begitu juga sebaliknya.
Namun, cintanya pada sang anak tak meng gerakkan hatinya untuk memeluk
Islam. Sesering apa pun Abu Hurairah RA mengajaknya pada keagungan
Islam, ibunya selalu menolak.
Abu Hurairah tak pernah bosan. Ia terus berdakwah kepada ibunya. Ibunya pun juga tak segan untuk terus menolak.
Hal ini menimbulkan kesedihan di hati Abu Hurairah RA. Suatu hari,
kesedihan di hati Abu Hurairah RA memuncak. Enggan mendengar ajakan yang
tiada henti, sang ibu mengucapkan kalimat buruk tentang Rasulullah SAW.
Kalimat itu sangat dibencinya.
Kesedihan Abu Hurairah RA begitu mendalam. Sembari menangis ia pergi
menemui Rasulullah SAW. Ia pun mengadukan kejadian yang baru saja
dialami kepada sang Rasul. “Wahai Rasulullah SAW! Mohonkan kepada Allah
agar Dia memberikan hidayah kepada ibuku,” pintanya kepada Nabi Muhammad
SAW.
Rasulullah SAW memenuhi permintaan Abu Hurairah RA. Ia berdoa kepada
Allah SWT agar Ummu Abu Hurairah RA diberi hidayah. Mendengar itu, Abu
Hurairah RA merasa lebih tenang. Ia kembali ke rumahnya dengan penuh
sukacita. Ia tak sabar ingin mengabarkan kepada ibunya tentang doa
Rasulullah SAW tersebut.
Sampai di depan pintu, Abu Hurairah RA tertegun. Ia mendapati pintu
terkunci rapat. Mendengar langkah kaki Abu Hurairah RA yang terhenti di
depan pintu, ibunya berkata, “Wahai Abu Hurairah RA, tetaplah engkau di
luar,” kata Umaimah.
Sejenak Abu Hurairah RA mendengar gemericik air. Tak lama kemudian,
sang ibu pun membuka pintu. Ia tampak memakai baju dan kerudung.
Tiba-tiba ia berkata, “Wahai Abu Hurairah! Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah
wa Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah,” ucapnya tanpa disangka-sangka.
Abu Hurairah RA serta-merta mengucapkan takbir. Air matanya tak
terbendung. Doa Rasulullah SAW begitu cepat terkabul. Abu Hurairah RA
kembali berlari kepada Rasulullah SAW sembari menangis.
Kali ini air matanya menetes bahagia. Dengan wajah ceria, ia
menceritakan perihal keislaman ibunya kepada Rasulullah SAW. Ia pun
meminta agar Rasulullah SAW mendoakan ibunya kembali. Ia ingin ibunya
selalu disayangi oleh setiap orang beriman.
“Wahai Allah! Jadikanlah hamba-Mu ini dan ibunya disayangi oleh
setiap orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan,” kata Nabi
Muhammad SAW.
Doa itu pun terkabul. Ummu Abu Hurairah RA begitu disayangi oleh
orang- orang di sekitarnya. Ia dikenal sebagai wanita yang dermawan dan
murah hati. Suatu hari Abu Hurairah RA duduk bersama Humaid bin Malik
bin Khaitsam di Aqiq. Tiba-tiba, serombongan orang singgah di sana. Ia
meminta Humaid datang ke pada Umaimah dan menyampaikan salamnya.
“Berikanlah kami makanan,” kata Abu Hurairah RA, ditirukan oleh Humaid
ketika sampai di depan ibunya.
Ummu Abu Hurairah RA kemudian memberikan tiga buah roti, minyak, dan
garam dalam sebuah nampan. Ia meletakkannya di atas kepala Humaid.
Humaid pun mengantarkan makanan dari Umaimah kepada rombongan.
Diletakkannya se- mua makan an tersebut di hadapan Abu Hurairah RA.
Senin, 23 Mei 2016
Ummu Abu Hurairah: Wanita Yang Disayangi Umat
22.56.00