Suatu ketika pada zaman dulu, ada seorang yang pekerjaannya adalah kuli
pengangkut air, namun dalam sehari-harinya dia senantiasa mengucapkan
tahmid dan istighfar. Karena penasaran mendengar kuli pengaangkut air
itu selalu mengucapkan tahmid dan istighfar , Hasan Al-Basri, Sang
Penghulu para ulama, menanyakan kepada sang kuli pengangkut air yang
saat itu berkunjung ke rumahnya.
“Kalau boleh saya tahu sejak kapan engkau kamu selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?,” tanya Hasan Al-Basri.
“Sudah lama”, jawab sang kuli pengangkut air tersebut .
“Kenapa engkau selalu mengucapkan dua kalimat ( tahmid dan istighfar) tersebut?,” tanya Hasan Al-Basri.
Sang kuli pun menjawab, “ Karena kita selalu berada dalam 2 (dua)
keadaan, di kala kita mendapatkan nikmat dari Allah, seperti nikmat
Iman, nikmat Islam dan nikmat lain-lainnya, kita harus bersyukur kepada
Allah . Namun di kala kita berada dalam kondisi lalai, yaitu melakukan
sesuatu yang tidak bermanfaat dan menimbulkan kemudharatan, kita harus
meminta ampun kepada-Nya,” jawab sang kuli.
“Lalu apa faidahnya jika engkau mengucapkan 2 (dua) kalimat ( tahmid dan istighfar) tersebut?,” tanya Hasan Al-Basri .
“Doa-doaku selalu dikabulkan. Tapi ada satu doaku yang belum Allah kabulkan,” jawab si kuli pengangkut air tersebut.
“Boleh aku tahu doa apa itu?” tanya Hasan Al-Basri lagi
“Allah belum mengabulkan doaku yaitu untuk bertemu dengan ulama yang sangat ku kagumi.”
“Siapakah ulama itu?”tanya Hasan Al-Basri lagi
“Hasan Al-Basri” jawab si kuli
Hasan Al-Basri kemudian memeluk erat sang kuli dan berkata, “Sekarang Allah telah mengabulkan doamu, akulah Hasan Al-Basri itu.”
Sang kuli pun terkejut dan tidak berhenti mengucap puji syukur karena Allah telah mengabulkan doanya.*
Subhanallah, terkabul lah doa kuli air itu dengan sang ulama yang sudah
lama di kaguminya. maka yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah
1. Di kala kita mendapatkan nikmat dari Allah, kita harus bersyukur kepada Allah .
2. Dan disaat khilaf atau membuat salah jangan sungkan untuk memohon
ampun kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun